Sebuah Renungan
Tidak seorang pun yang bisa mengetahui apakah yang akan terjadi pada dirinya besok. Ramalan para peramalpun sangat tak pantas untuk dipercaya karena penuh kebohongan, merusak iman, dan dibumbui tipu daya syetan. Roda dunia selalu berputar silih berganti tanpa henti. Matahari dan semua plenet bergerak terus sesuai rotasinya. Hembusan angin malam mendorong fajar menyingsing diiringi pancaran sinar matahari yang membawa harapan baru.
Hati manusia mudah berobah dan selalu berbolak balik. Hari ini mungkin kita dipuja dan disanjung banyak orang, namun mungkin besok kita akan dihina dan dicaci maki. Begitu juga sebaliknya mungkin hari ini kita dihina dan dicaci maki, tapi besok kita dimuliakan dan dielu-elukan.
Dipagi hari kita masih bingung untuk membelanjakan uang yang begitu banyak karena semua keperluan sudah terpenuhi, namun tiba-tiba di sore hari kita sudah menjadi orang yang tidak mampu, walaupun hanya untuk membeli sesuap nasi, bahkan kita sedang dikejar-kejar oleh penagih hutang.
Menyambut datangnya malam mungkin kita sangat berbahagia, dengan penuh suka cita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai kita, namun di ujung malam kita dalam kesakitan meregang nyawa karena dikeroyok dan dianiaya oleh orang-orang yang tak punya hati.
Selagi kita asik bermain-main dan bersenang senang , atau sedang tekun bekerja dan berusaha, kita tidak bisa menduga kalau itu adalah saat kedatangan kematian kita yang membuat semua orang disekitar kita terkejut, terkesima dan tak percaya, tetapi semuanya adalah kenyataan yang tidak bisa dielakkan.
Selalulah bertawakkal kepada Allah, jangan pernah berhenti memohon petunjuk kepada-Nya, Isilah detik demi detik yang akan dijalani dengan selalu mengingat-Nya. Tanamkan niat di dalam hati agar semua aktivitas dalam Koridor perhambaan diri kepada-Nya. Jangan hiraukan rayuan dan tipuan syetan menyesatkan. Katakan kepada dunia “betapun indahnya kemewahanmu itu hanyalah sesaat dan sementara dan penyebab prahara yang mengguncang jiwa”. Dan selalulah berada dalam kondisi siap siaga untuk menyambut kedatangan malaikat maut untuk membawa kita ke alam baqa.***
Penulis Masnurdin Tanjung seorang Dosen senior STAI Bumi Silampari Lubuklinggau
sumber: https://www.facebook.com/masnurdin.tanjung
Tidak ada komentar